Pakaian Adat Bundo Kanduang : Simbol Identitas dan Warisan Budaya Minangkabau

Authors

  • Lula Najwa Kamila UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
  • Syairul Bahar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
  • Divani Truna Wijayanti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
  • Nurazizah Nurazizah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
  • Canggih Tri Satria UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
  • Muhammad Rizki Fadhilah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
  • Farkhan Abdurochim Alfaruq UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.59246/alfihris.v3i1.1136

Keywords:

Traditional Clothing, Bundo Kanduang, Culture, Cultural Heritage

Abstract

Bundo Kanduang traditional clothing is one of the important symbols in West Sumatra's cultural heritage, especially among the Minangkabau people. In addition to serving as a body covering, this garment symbolizes social status and a strong ethnic identity. This study aims to document and analyze the characteristics and social significance of Bundo Kanduang traditional clothing in the context of Minangkabau culture. The method used in this study is qualitative, which includes literature studies and interviews with the manager of the West Sumatra pavilion at Taman Mini Indonesia Indah (TMII), East Jakarta. Data was collected through direct observation during visits to the platform, as well as analysis of written sources regarding traditional Minangkabau clothing. The results of the study show that Bundo Kanduang clothing has striking characteristics, such as a headdress that resembles a buffalo horn, which symbolizes the strength and dignity of women in the Minangkabau community. This clothing also reflects the cultural values and traditions that are upheld by the local community. The implications of this study are very significant for cultural preservation. This finding can be used as a reference for cultural education in schools and as research material for future researchers. In addition, a deeper understanding of Bundo Kanduang traditional clothing can encourage people to better appreciate and preserve their cultural heritage.

References

Akbar, T., Imelda, D., & dkk. (2022). Pengaruh nilai Islam pada visual pakaian pengantin adat Minangkabau Koto Gadang. Jurnal Desain Komunikasi Visual dan Multimedia, 8(2).

Al-Muarif. (2023). Solidaritas dan integrasi sosial dalam konteks manajemen pendidikan: Analisis berdasarkan teori Emile Durkheim. Journal of Social Humanities and Education.

Anggraini, T., Fitriani, E., & Amri, E. (2020). Makna simbol upacara kematian: Suntiang Bungo Sangguna dan Saluak. Jurnal SOCIUS, 7(1).

Arsa, D. (2018). Yang tersingkap dan yang tersungkup: Perang Padri dan implikasinya terhadap pakaian keseharian perempuan Minang-Muslim pada awal abad XIX. Jurnal Studi Keislaman, 18(2).

Arudhani, P. A. (2019). Fungsi kebudayaan dalam pemenuhan kebutuhan biologis. Jurnal Repository UNAIR.

Ayu, P., & Yuliarma. (2024). Kajian bentuk dan makna busana pengantin wanita di Nagari Padang Magek Kabupaten Tanah Datar. Jurnal Artefak, 11(2).

Fernando, G. P., & Efi, A. (2023). Transformasi Suntiang Minangkabau menjadi Suntiang Tanduk di Nagari Alahan Panjang: Kajian bentuk, simbol, makna. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(2).

Hamid, J. (2023). Symbolic meaning in traditional clothes of Makassar. Humaniora, 3(1).

Husni, N. I., & Riza, Y. (2022). Makna filosofis Suntiang sebagai hiasan kepala tradisional wanita Minangkabau. Jurnal Studi Budaya Nusantara, 6(2).

Ibrahim, D. A., & dkk. (1986). Pakaian adat tradisional daerah Sumatera Barat. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kebudayaan, D. J. (1989). Pakaian adat tradisional daerah Sumatera Selatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Menjaga kearifan lokal dengan membudayakan tradisi basunting bagi marapulai dalam adat perkawinan di Kanagarian Inderapura Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan. (2020). Jurnal Ilmu Budaya, 8(2).

Misuwar, Rajudin, & dkk. (2020). Metode penciptaan representasional, simbolik, dan abstrak (Studi penciptaan karya seni murni di Sumatera Barat Indonesia). Jurnal Gorga Jurnal Seni Rupa, 9(2).

Purnama, P. A. (2016). Tafsir kain tenun songket Bukittinggi, Sumatera Barat sebagai artefak tradisi Indonesia. Jurnal Universitas Trisakti, 1(1).

Putri, E. H. (2020). Sejarah batik Tanah Liek dan pekerjaan perempuan perajin batik di Kabupaten Dharmasraya. Jurnal Historia, 8(1).

Putri, N. N. (2023). Perubahan kombinasi warna busana adat pengantin tradisional wanita Lintau Buo Sumatera Barat. Jurnal Sosiologi Pendidikan dan Pendidikan IPS (SOSPENDIS), 1(1).

Rahmi, H. A., & Efrianova, V. (2021). Tata rias pengantin Minang di Nagari Taram Kabupaten Lima Puluh Kota. Jurnal Tata Rias dan Kecantikan, 3(1).

Sahbani, F. (2017). Tinjauan tentang upacara adat perkawinan dan tata rias pengantin di Kecamatan VII Kota Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman. Universitas Negeri Padang.

Salim, A. B. (2017). Pakaian sebagai media komunikasi arti faktual dalam pembentukan identitas sosial. UIN Sunan Kalijaga Jogja.

Wibawa, I. S. (2021). Karakteristik ilmu hukum sebagai norma sosial dalam menjalankan kehidupan dan masyarakat. Jurnal Komunitas Ustisia Universitas Pendidikan Ganesa.

Yusuf, M. (2021). Akulturasi budaya pernikahan Minangkabau dengan transmigrasi Jawa di Kabupaten Solok Selatan Sumatera Barat. Jurnal Ideas Publishing, 7(2).

Zahra, W. (2022). Bentuk Suntiang sebagai motif pakaian wanita dengan teknik batik tulis. Jurnal of Craft, 2(1).

Downloads

Published

2024-12-07

How to Cite

Lula Najwa Kamila, Syairul Bahar, Divani Truna Wijayanti, Nurazizah Nurazizah, Canggih Tri Satria, Muhammad Rizki Fadhilah, & Farkhan Abdurochim Alfaruq. (2024). Pakaian Adat Bundo Kanduang : Simbol Identitas dan Warisan Budaya Minangkabau. ALFIHRIS : Jurnal Inspirasi Pendidikan, 3(1), 14–28. https://doi.org/10.59246/alfihris.v3i1.1136